INVENTORI
A. Latar Belakang Masalah Inventori
Inventori merupakan salah satu yang dipakai untuk
mengetahui adanya masalah yang dihadapi individu dengan secara lansung
mempergunakan alat-alat tertentu. Inventori ini merupakan saduran dari Mooney
Problem Cheks List susunan Ross L. Mooney. Dengan alat ini akan dapat
diungkapkan beberapa jenis masalah yang memiliki variasi sangat luas, yaitu 330
butir masalah yang diklasifikasikan ke dalam 11 klasifikasi masalah.
B. Tujuan inventori :
1.
Untuk mengetahui
aspek-aspek pribadi individu konseli
2.
Untuk mengetahui
keadaan diri konseli secara deskriptif
3.
Untuk mengetahui
adanya masalah yang dialami konseli secara langsung
C. Pengertian Metode Inventori (Daftar Cek Masalah/DCM)
Metode Inventori (Daftar Cek Masalah/DCM) adalah suatu
metode untuk mengumpulkan data yang berupa suatu pernyataan (statement) tentang
sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Setiap pernyataan yang cocok
dengan dirinya diisi chek atau tanda-tanda lainnya yang ditetapkan. Sedangkan
pernyataan-pernyataan yang tidak cocok dengan dirinya tidak diisi. Metode inventori (Daftar Cek Masalah/DCM) mempunyai persamaan dengan metode kuesioner, yaitu kedua-duanya
menggunakan instrumen yang berupa suatu daftar. Perbedaannya ialah kalau dalam kuesioner instrumennya berupa daftar
pertanyaan yang harus dijawab oleh subyek. Sedangkan metode inventori (Daftar
Cek Masalah/DCM) instrumen berupa pertanyaan yang harus dipilih oleh subyek
sesuai dengan keadaan dirinya. Metode
inventori (Daftar Cek Masalah/DCM) merupakan salah satu laporan diri atau
deskripsi diri yang dipakai untuk mengetahui adanya masalah yang dihadapai
individu secara langsung menggunakan alat-alat tertentu.
Ada keuntungan dari inventori. Metode ini dilaksanakan
dan mudah pula cara pemberian markahnya dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang
ditetapkan. Pelaksanaan inventori lebih lanjut dapat menimbulkan self kritis
pada siswa yang mengisi inventori tersebut. Metode inventori merupakan metode
pengumpulan data yang cukup efektif, sebab dapat menjaring data yang cukup
banyak dalam waktu yang relatif singkat. Metode inventori ini juga mempunyai
kelemahan. Para siswa hanya memberikan respon
dalam bentuk verbal saja. Pemgumpulan data terpaksa hanya tergantung kepada
kejujuran dan keiklasan para siswa. Seringkali subyek tidak memberikan jawaban
yang benar karena adanya beberapa alasan.
D. Fungsi inventori
1. untuk
mengumpulkan data tentang diemnsi beberapa aspek temperamen (GZTS).
2. untuk mengukur
kejujuran (Inventori pernyataan yang berlebihan)
3. untuk mengukur
penyesuaian diri dan social (Bell Adjusment Inventori, Minnesota Multiphasic
Personality Inventori (MMPI))
4. jarak sosial
siswa terhadap orang asing (inventori jarak sosial)
5. pengukuran
sikap (skala sikap Thurstone, Skala Sikap Remmer
6. untuk mengukur
minat (Strong Vocational Interest Blank, Kuder Preference Record)
7. untuk mnegukur
kuatnya kebutuhan-kebutuhan yang timbul pada seseorang (Edward Personal
Preference Schedule)
8. untuk
mengetahui masalah-masalah yang umumnya dihadapi oleh individu (Mooney Problem Check List,
Scholastic Testing Service (STS)youth inventori, Science Research Assosiates
(SRA) youth inventory)
9.
untuk mngetahui masalah
kebiasaan belajar
10. untuk mengetahui sifat-sifat
kepribadian
E. Substansi
Metode inventori mudah dilaksanakan
dan mudah pula cara pemberian markahnya dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang
ditetapkan. Penyelenggaraan metode ini dapat diulangi untuk mengukur
perkembangan seseorang maupun sekelompok siswa. Pelaksanaan inventori lebih
lanjut dapat menimbulkan self kritik pada siswa yang mengisi inventori
tersebut. Metode inventori merupakan metode pengumpulan data yang cukup
efektif, sebab dapat menjaring data yang cukup banyak dalam waktu yang relatif
singkat.
Jenis data yang cocok dikumpulkan
dengan metode inventori adalah data tentang: temperamen, karakter, penyesuaian,
sikap, minat, jenis masalah, kebiasaan belajar, gambaran diri, dan sebaginya.
Telah banyak instrumen inventori yang dikembangkan dan digunakan secara luas
untuk mengumpulkan data tentang aspek-aspek tersebut, diantaranya yaitu:
1.
Guilford Zimerman
Temperament Survey (GZTS)
Guilford Zimerman Temperament Survey(GZTS) dikembangkan
oleh J.P. Guilford
bersama-sama dengan Wayne Zimerman pada tahun 1949. Instrumen ini dirancang
untuk mengumpulkan data tentang diemnsi beberapa aspek temperamen. Adapun
demensi temperamen yang hendak diukur dengan GZTS ini antara lain adalah
sebagai berikut:
a)
Aktivitas, yaitu tentang
energik tidaknya seseorang, senang tidaknya melakukan gerakan, cepat tidaknya
bereaksi, antusias tidaknya terhadap suatu masalah, dan sebagainya.
b)
Pengendalian diri, yaitu
tentang keberhati-hatian seseorang, dan pengontrolan terhadap diri sendiri.
c)
Sosiabilitas, yaitu tentang
senang tidaknya seseorang mencari kontak dengan orang lain, melakukan
kegiatan-kegiatan bersama, melibatkan diri dalam percakapan, dan sebagainya.
d)
Kestabilan emosi, yaitu
kemantapan suasana hati, keobtimisan, kegembiraan, kebahagiaan, ketenangan,
kesabaran, ada tidaknya rasa berdosa, kecemasan, dan kesendirian.
e)
Kejantanan, yaitu tentang mudah
tidaknya orang merasa geli, gampang tidaknya mengekspresikan perasaan,
pemberani atau penakut, dan sebagainya.
Masing-masing dimensi temperamen tersebut diukur dengan
sekelompok item. Adapun contoh-contoh itemnya antara lain:
a)
Saya biasanya memulai suatu
pekerjaan dengan semangat yang tinggi.
b)
Biasanya saya tidak cepat
bereaksi etrhadap suatu peristiwa tertentu.
c)
Biasanya saya mempertimbangkan
terlebih dahulu secara seksama sebelum melakukan sesuatu.
Siswa atau individu yang hendak diukur disuruh mengisi
tanda chek (√) pada pernyataan-pernyataan yang cocok dengan keadaan dirinya.
Terhadap pernyataan-pernyataan yang tidak cocok dengan dirinya tidah usah diisi
apa-apa.
2.
Inventori pernyataan yang
berlebihan
Inventori pernyataan yang berlebihan (over statement
method), digunakan untuk mengukur kejujuran. Item-item inventori ini terdiri
dari pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan sesuatu hal yang dlam
kenyataannya tidak mungkin terjadi. Contoh-contoh itemnya antara lain:
a)
Karena saya selalu dididik
secara baik-baik, maka saya tidak pernah bertengkat dengan saudara-saudara
saya.
b)
Karena saya telah mempunyai
jadwal kegiatan yang saya susun secara seksama, maka saya selalu melaksanakan
kegiatan-kegiatan saya tepat pada waktunya.
c)
Saya tidak pernah tersinggung
atas segala kata-kata yang ditujukan kepada saya.
Analisis terhadap inventori ini adalah dengan jalan
menjumlahkan tanda-tanda chek yang dibuat oleh siswa. Kerena semua pernyataan
merupakan pernyataan yang berlebihan (over statement), yang tidak akan pernah
terjadi dalam kenyataan, maka siswa yang memberi tanda chek pada suatu
pernaytaan tertentu, berarti ia tidak jujur dalam pernyataan etrsebut. Makin
banyak tanda chek yang dibuatnya berarti makin tinggi tingkat
ketidakjujurannya.
3.
a. Bell Adjusment Inventori
Bell Adjusment Inventori dirancang untuk emngukur
penyesuaian diri dan social (social and personal adjusment). Inventori ini
merupakan inventori kelompok yang diberikan secara tertulis.
Diciptakan oleh H.M. Bell pada tahun 1934. Inventori ini
dikerjakan tanpa limit waktu. Inventori ini terdiri atas dua bentuk, yaitu
bentuk untuk orang dewasa dan bentuk utnuk siswa. Individu yang akan diukur
diminta untuk memberikan tanda chek pada setiap item yang cocok dengan dirinya.
Aspek yang diukur dalam inventori ini etrdiri dari empat aspek, yaitu:
penyesuaian terhadap lingkungan keluarga, penyesuaian terhadap kesehatan,
penyesuaian terhadap lingkungan sekolah, dan penyesuaian terhadap emosi.
Contoh-contoh item dari Bell Adjusment Inventori antara
lain:
a)
Orang tua saya sering
mengecewakan hati saya.
b)
Orang tua saya sering menghukum
saya secara tidak wajar.
c)
Kesehatan saya sering
terganggu.
Cara pemberian skor terhadap inventori ini cukup
sederhana. Setiap pemberian tanda chek pada setiap item diberi skor 1 (satu).
Sedangkan yang tidak diberi tanda chek diberi skor 0 (nol). Kemudian skor-skor
tersebut dijumlahkan menurut aspek masing-masing. Dari jumlah skor yang
diperoleh pada masing-masing aspek dapat diinterpretasikan, apakah seseorang
mempunyai tingka penyesuaian yang baik atau tidak.
3.
b. Minnesota Multiphasic Personality Inventori
(MMPI)
Inventori ini juga dirancang untuk mengukur penyesuaian
diri dan sosial. Diciptakan oleh seorang ahli ilmu jiwa bernama Starke Hathaway
bersama-sama dengan seorang ahli penyakit jiwa bernama J.C. Mc. Kinley.
Mula-mula inventori ini dimaksudkan untuk mengadakan
diagnosis klinis terhadap para pasien yang mempunyai kelainan jiwa. Namun
kemudian instrument ini juga dikembangkan untuk orang-orang normal. Instrument
yang semula dikembangkan untuk orang-orang abnormal dapat pula diterapkan pada
orang-orang normal.
Inventori ini mengukur delapan kategori kecenderungan
keabnormalan, yaitu:
a)
Hipokondria, yaitu tentang
kekuatiran akan kesehatannya, dan sering mengeluh tentang sakit yang
dirasakannyatanpa sebab yang jelas.
b)
Depresi, yaitu tentang rasa
ketidakmampuan atau rasa takut menghadapi masa depan.
c)
Histeris, yaitu tentang adanya
gejala jasmaniah yang ditimbulkan oleh problem psikis yang tak terpecahkan,
seperti: kejang, sakit perut, dan sebagainya.
d)
Psikopatik, yaitu tentang
ketidakacuhan terhadap respon-respon sosial.
e)
Paranoid, yaitu tentang rasa
curiga dan perasaan yang over sensitif.
f)
Psihastini, yaitu tentang
kecenderungan yang kompulsif untuk emncetuskan suatu ide atau untuk berbuat
sesuatu.
g)
Schizopeni, yaitu tentang
ketidaktentuan dalam pikiran dan perbuatan.
h)
Hipomanis, yaitu tentang
kecenderungan untuk menjadi over aktif baik bodi maupun mental, dengan
kecenderungan untuk meloncat-loncat dari satu hal ke hal yang lain.
Adapun contoh-contoh item dari Minnesota Multiphasic
Personality Inventory (MMPI), antara lain:
a)
Biasanya saya tidak cepat
menjadi payah.
b)
Saya sering terbangun karena
gangguan suara yang ribut.
c)
Saya tidak mau berbicara dengan
orang lain sebelum orang tersebut mendahuluinya.
Item-item yang telah tersusun diuji cobakan pada dua
kelompok sample, yang terdiri dari satu kelompok orang-orang normal dan satu
kelompok orang-orang yang mempunyai kelainan-kelainan psikis tertentu.
Jawaban kedua kelompok sample tersebut dibandingkan pada
setiap item demi item. Apabila kelompok orang yang mempunyai kelainan tertentu
lebih banyak memilih suatu item, maka pada kunci penyekoran item tersebut
ditandai sebagai item positif (+). Sebaliknya apabila kelompok orang yang
berkelainan lebih sedikit memilih suatu item, maka pada kunci penyekoran item
tersebut ditandai sebagai item negatif (-).
Skor yang tinggi menunjukkan adanya gejala keabnormalan,
yang berarti pula bahwa pada individu tersebut terjadi penyesuaian yang tidak
memuaskan (maladjustment). Sedangkan skor yang rendah menunjukkan adanya gejala
normal, yang berarti pula bahwa individu tersebut mempunyai cara penyesuaian
yang memuaskan (welladjustment).
4.
Inventori jarak sosial
Dalam tahun 1923 Bogardus dari Amerika Serikat pernah
mengadakan pengukuran tentang sikap para siswa terhadap orang asing. Yang
diukur adalah jarak sosial siswa terhadap orang asing. Oleh karena itu, maka
inventorinya disebut juga inventori jarak sosial (social dintance inventory).
Karena inventori ini menggunakan skala dan disusun oleh Bogardus, maka
inventori ini terkenal pula dengan sebutan “Bogardus social distance scale”.
Contoh itemnya adalah sebagai berikut:
1)
Saya menghendaki agar orang …
(orang asing tertentu):
a)
Terjalin dalam satu hubungan
kekeluargaan dengan saya.
b)
Menjadi sahabat karib saya.
c)
Menjadi tetangga saya.
d)
Menjadi kawan sekerja saya.
e)
Menjadi warga negara saya.
f)
Menjadi pengunjung negeri saya.
g)
Harus keluar dari negeri saya.
h)
Harus lenyap dari muka bumi.
Urutan-urutan itu harus disusun secara graduil dari
jarak yang paling dekat sampai dengan jarak yang paling jauh. Siswa yang hendak
diukur diminta untuk mengisi tanda chek (√) pada alternatif pilihan yang sesuai
dengan sikapnya. Dari tanda chek yang diberikan dapat diketahui seberapa
jauhkah jarak sosial siswa terhadap orang asing tertentu.
5.
Sikap
a. Skala sikap
Thurstone
Dalam tahun 1929 Thurstone mengembangkan inventori pengukuran
sikap yang digunakan untuk mengukur sikap para siswa terhadap gereja. Mula-mula
disiapkan sebanyak 150 item dab diuji cobakan pada 300 orang siswa sebagai
sampel. Dari analisis empiris terhadap hasil-hasil yang diperoleh dalam uji
coba tersebut, diperoleh 45 item buku. Beberapa contoh itemnya antara lain:
a)
Menurut pendapat saya, gereja
kurang mempunyai nilai sosial.
b)
Saya merasa bahwa kebaktian
gereja memberi saya inspirasi dan menolong saya menuju ke arah kehidupan yang
lebih baik sepanjang minggu bersangkutan.
c)
Menurut pendapat saya gereja
mendorong perekonomian dan politik ke arah yang lebih tinggi.
d)
Saya menemukan bahwa kebaktian
gereja dapat memberikan ketenangan dan inspirasi.
e)
Kadang-kadang saya datang ke
gereja, karena saya menyenangi upacara yang meriah dengan musik yang bagus.
f)
Saya percaya kepada isi khotbah
gereja, tetapi dengan reserver mental.
g)
Saya tidak mendapat keuntungan
apa-apa dalam mengikuti kebaktian gereja, tetapi mungkin dapat menolong
beberapa orang lain.
h)
Saya percaya kepada ajaran agama,
tetapi saya jarang pergi ke gereja. (Stenley, 1974, hal 282).
Siswa yang akan diukur disuruh memilih beberapa
statement yang cocok dengan dirinya, dengan jalan mengisi tanda chek di depan
nomor setiap statement yang dipilih. Tiap-tiap item yang dipilih diberi skor
seperti yang telah ditetapkan berdasarkan hasil uji coba.
Di samping tehnik p\engukuran sikap terhadap gereja,
Thurstone juga mengembangkan tehnik-tehnik pengukuran sikap terhadap obyek yang
lain seperti tehnik pengukuran sikap terhadap perang, sikap terhadap komunis,
sikap terhadap orang-orang negro, terhadap peraturan-peraturan tertentu,
terhadap organisasi buruh, dan sebaginya.
Dengan tehnik-tehnik tersebut, Thurstone bermaksud untuk
mengukur skala sikap individu terhadap suatu obyek tertentu. Oleh karena itu,
tehnik-tehnik yang dikembangkan oleh Thurstone disebut “skala-skala sikap”
(Attitude Scales).
b. Skala Sikap
Remmer
Selain skala sikap dari Thurstone, ada lagi skala sikap
yang terkenal yaitu skala sikap Remmer (Remmer’s Attitude Scales). Dengan
menggunakan tehnik seperti yang digunakan oleh Thurstone, Remmer mengembangkan
pada skala yang umum, untuk mengukur sikap terhadap orang tertentu,
lembaga-lembaga tertentu, dan sebagainya. Item-item yang digunakan untuk
mengukur sikap terhadap lembaga tertentu antara lain:
Contoh:
Di bawah ini adalah suatu daftar statement tentang …
(lembaga tertentu). Silakan isi tanda (√) di depan setiap statement yang
menurut pendapat anda cocok dengan keadaan lembaga tersebut.
a)
Sangat sempurna dalam segala
bidangnya.
b)
Merupakan lembaga yang paling
terpuji.
c)
Diperlukan oleh setiap warga
negara.
d)
Lembaga yang paling dicintai.
e)
Mewakili pemiukiran dalam
kehidupan modern.
f)
Dan seterusnya. (Remmers, 1970,
hal 295).
Cara memberikan jawaban terhadap skala sikap Remmers
sama dengan cara memberikan jawaban terhadap skala sikap Thurstone, yaitu
dengan cara memberikan tanda chek di depan setiap statement ayng dipilih.
Begitu pula cara pemberian skornya juga sama, yaitu dengan cara memberikan skor
tertentu untuk setiap item-item yang dipilih berdasarkan daftar skor yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Perbedaannya dengan skala siakp Thurstone adalah dalam
cara pengaturan penempatan item-item. Kalau pada skala sikap Thurstone
item-item itu ditetapkan secara acak (random), maka pada skala siakp Remmers
item-item itu ditempatkan secara berurutan yang menurun (decreasing
favorableness). Item pertama menunjukkan sikap yang paling dekat, item ke dua
menunjukkan sikap yang lebih jauh dan seterusnya sampai dengan item terakhir
yang menunjukkan sikap yang paling jauh.
Cara penganalisisan skor dan cara interpretasinya pada
prinsipnya sama dengan Thurstone yaitu dengan cara mencari skor rata-rata dari
item-item yang dipilih. Skor rata-rata tersebut menunjukkan sikap seseorang
terhadap lembaga tertentu.
6.
Minat
a. Strong
Vocational Interest Blank
Strong Vocational Interest Blank dirancang untuk
mengukur minat (interest). Mual-mula dikembangkan oleh E.K. Strong pada tahun
1927; dan kemudian direvisi pada tahun 1938. Inventori ini terdiri dari 400
item yang dapat dikerjakan tanpa batas waktu. Pada umumnya sebagian besar siswa
dapat menyelesaikan inventori ini sekitar 30-60 menit.
Inventori ini terbagi atas beberapa bagian.
Bagian-bagian tersebut, antara lain: Bagian pertama terdiri dari 100 item yang
merupakan daftar pekerjaan. Bagian kedua terdiri dari 36 itema yang merupakan
daftar mata pelajaran. Bagian ketiga terdiri dari 49 item yang merupakan daftar
hobi. Begian keempat terdiri dari 48 item yang merupakan daftar kegiatan.
Sedangkan bagian kelima terdiri dari 47 item yang merupakan daftar kekhasan
(pecularities). Dibelakang daftar tersebut diisi huruf: L-I-D. siswa yang berminat
terhadap pekerjaan / pelajaran / hobi / kegiatan / kekhasan tersebut supaya
melingkari huruf L. yang tidak menentu (indifferent) supaya melingkari huruf I,
dan yang tidak berminat supaya melingkari huruf D.
Contoh-contoh item Strong Vocatioanl Interest Blank
antara lain sebagi berikut:
Bagian I
1.
Aktor L-D-I
2.
Juru advertensi L-D-I
3.
Arsitek L-D-I
Bagian II
101. Aljabar L-D-I
102. Tatabuku L-D-I
Bagian III
137. Berburu L-D-I
138. Main piano L-D-I
Bagian IV
199. Menjadi nounser L-D-I
200. Mengorganisir pertandingan L-D-I
Bagian V
234. Progresive L-D-I
235. Konservatif L-D-I
Pemberian skor terhadap jawaban responden berpedoman
kepada suatu tabel skor. Tabel skor tersebut ditetapkan berdasarkan analisis
empiris dari uji coba yang dilakukan. Ada
40 kali analisis empiris yang dilakukan, sehingga dari analisis tersebut
diperoleh 40 jenis kunci penskoran. Masing- masing kunci untuk satu jenis
jabatan ertentu. Dengan demikian dalam inventori Strong tersebut dapat diklasifikasikan
skor untuk 40 jenis jabatan. Keempat puluh jenis jabatan tersebut dikelompokkan
menjadi sebelas kelompok sebagai berikut:
I.
Scientific: artis, psikolog,
arsitek, doktor, dan dokter gigi.
II.
Technical: ahli matematika,
ahli fisika, ahli mesin, dan ahli kimia.
III.
Pimpinan produksi
IV.
Sub-profesional tachnical:
pelatih, pelukis, guru matematika/ IPA, polisi, dan pengawas hutan.
V.
Kepemimpinan (uplift): kepala
personil, sekretaris, guru IPS, pengawas sekolah, dan menteri.
VI.
Ahli musik (musician)
VII.
Akutansi umum (public
accountant)
VIII.
Seluk beluk bisnis (business
detail): akuntan, pegawai kantor, agen perdagangan, dan pegawai bank.
IX.
Hubungan bisnis (business
contact): pemasaran, asuransi jiwa.
X.
Berkenaan dengan bahasa
(verbal): petugas advertensi, pengacara, pengarang, dan wartawan.
XI.
Pimpinan industri.
Uji coba inventori ini dilakukan pada dua kelompok
sampel, yaitu kelompok sampel yang sukse dalam jabatan tertentu dan kelompok
sampel orang-orang pada umumnya. Kunci skor untuk masing-masing jabatan
diperoleh dengan jalan membandingkan jawaban dari kelompok sampel yang sukses
dalam jabatan tertentu dengan kelompok sampel orang-orang pada umumnya.
b.
Kuder Preference Record
Kuder preference record juga dirancang untuk mengukur
minat. Inventori ini mula-mula diterbitkan pada tahun 1939, kemudian mengalami
revisi dan tambahan-tambahan item-item baru.
Menurut Kuder, minat dapat diklasifikasikan atas sepuluh
kelompok minat (cluster of interest). Berbeda dengan cara penomoran pada
umumnya, penomoran kelompok minat dari Kuder tidak dimulai dari nomor 1 (satu)
melainkan dari 0 (nol). Adapun sepuluh kelompok minat tersebut, antara lain:
0.
Minat terhadap alam sekitar
(outdoor), yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan
alam, binatang, dan tumbuh-tumbuhan, yang biasanya dilakukan di luar gedung.
Misalnya: berkebun, berlayar, dan berburu.
1.
Minat mekanik (mechanical),
yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan mesin,
pemakaian alat-alat mekanik dan yang berhubungan dengan pekerjaan tangan.
Misalnya: memperbaiki mesin, membuat perkakas rumah, dan menganyam.
2.
Minat hitung menghitung
(computational), yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan hitung menghitung. Misalnya: kasir, pedagang, dan guru matematika.
3.
Minat sain (science), yaitu
minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan pengembangan sain, penemuan
fakta-fakta baru, dan pemecahan problem. Sain yang dimaksud di sini terbatas
pada natural sain. Misalnya: peneliti dalam bidang sain, pekerja laboratorium,
dan guru biologi.
4.
Minat persuasif (persuasive),
yaitu minat etrhadap pekerjaan yang berhubungan dengan mempengaruhi orang lain.
Misalnya: guru, pedagang, dan pemimpin.
5.
Minat seni (art), yaitu minat
terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan seni (tidak etrmasuk seni musik dan seni
sastra), kerajinan, dan kreasi tangan. Misalnya: melukis, memahat, dan membuat
dekorasi.
6.
Minat literer (leterary), yaitu
minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan membaca dan
mengarang. Misalnya: menulis novel, menulis berita, dan menulis riwayat hidup.
7.
Minat musik (musical): yaitu
minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan lagu dan nada.
Misalnya mengarang lagu, menyanyi, dan bermain piano.
8.
Minat layanan sosial (social
service), yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan
membantu orang lain. Misalnya: guru, perawat, dan pramugari.
9.
Minat administratif (clerical),
yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi.
Misalnya: pegawai kantor dan sekretaris.
Atas dasar klasifikasi terhadap
sepuluh kelompok minat tersebut, Kuder lalu menyusun item-item inventori
minatnya. Tiap item terdiri dari tiga option. Masing-masing option merupakan
kalimat-kalimat pernyataan (statement) yang mencerminkan kegiatan dari salah
satu kelompok minat.
Subyek yang akan diberikan inventori disuruh memilih
satu kegiatan yang paling disenangi dan satu kegiatan yang paling tidak
disenangi diantara triad yang dikemukakan pada setiap item. Untuk pilihan yang
paling disenangi supaya diisi tanda silang pada lingkaran sebelah kiri, dan
untuk pilihan yang paling tidak disenangi supaya diisi tanda silang paad
lingkaran sebelah kanan sesuai dengan nomor-nomor option pada masing-masing
item.
Dalam penyusunan kunci penyekoran,
prosedur yang ditempuh oleh Kuder berbeda dengan yang ditempuh oleh Strong.
Kalau pada Strong kunci penyekoran tersebut didasarkan pada analisis empiris,
maka prosedur penyusunan kunci penyekoran pada Kuder disusun secara rasional.
Lubang-lubang kunci penyekoran tersebut dibuat atas dasar pemikiran sebagai
berikut: option yang dipilih sebagai kegiatan yang paling disenangi diberi skor
2; option yang dipilih sebagai kegiatan ayng paling tidak disenangi diberi skor
0; sedangkan option yang tidak dipilih diberi skor 1.